11 Januari 2010
Adit duduk termenung di bangku taman berwarna putih kusam . jari panjang'y menyisiri tepian binder yg dipangku sejak 12 menit yg lalu .
Adit melirik jam tangan kulit'y untuk kesekian kali , gelisah . bibir pink pucat'y mulai digigiti .
"Adit , ada apa sih meminta aku ke sini soresore gini ? kamu kan tau aku banyak tugas"
Adit tersadar dari lamunan'y ketika seorang gadis yg kini tengah cemberut , duduk di samping'y sambil sedikit terengahengah .
"sebentar aja koq"
tangan Anin mulai bersilang di depan dada , menahan amarah'y . sekilas mata'y melirik Adit yg sudah duduk menghadap'y .
"Anin sayang , aku minta kita ketemuan bukan buat ngedenger kamu ngambek"
"terus ?" Anin menghadap Adit , mata'y meyelidik .
"aku punya pertanyaan"
"apa ?" tangan Anin mengendur dari posisi'y , mata'y memandang bingung .
Adit diam , menarik nafas pelan .
"kalau aku mati , apa kamu bakal nangis ?"
Anin terkejut .
"haha pertanyaan konyol apa - "
"jawab , Anin"
wajah Anin mendadak sedih . raut bingung dan cemas bercampur jelas di garis wajah'y .
"ada apa Adit ? udah hampir 5 bulan kamu aneh kayak gini . cerita ma aku"
"tolong kamu jawab pertanyaan aku" suara Adit terdengar tegas tapi pelan .
"mm tentu aku akan menangis sejadijadinya , bodoh"
"jangan"
"jangan apa ? nangis ?"
"ya , kamu jangan menangis sejadijadinya . tapi menangislah seperlunya . jangan buat aku bersedih dengan melihatmu mengeluarkan air mata kesedihan nanti"
Anin terdiam , tangan'y mencoba menggenggam tangan Adit .
- apa yg terjadi dengan Adit , Tuhan ? jelaskan padaku - dada Anin seraya bergetar , bulu mata'y tak kuasa menahan tetesan bening yg sedari tadi menggelayut . tetes demi tetes air mata mengalir pelan .
Adit tersenyum kecil - sangat kecil hampir tak ada beda'y kala dy diam . ibu jari'y merayap ke pipi Anin , menghapus aliran air mata yg menodai keindahan raga jelita yg ia cintai .
bibir Adit mendekat , mencium bibir mungil Anin yg mulai bergetar .
air mata Anin semakin mengalir tanpa perintah diiringi dengan kedatangan hujan .
Anin hampir melepas ciuman'y sebelum Adit menahan'y .
"hujan~" ucap Anin tersengal diantara kecupan .
tibatiba tangan Adit meraih binder , membuka'y , dan memegang'y di atas kepala mereka berdua . menjadikan'y payung dadakan .
Adit masih terus mencium Anin ketika jemari Anin mencoba merengkuh dagu tegas Adit .
- aku takut ini akan menjadi hal yg terakhir , Anin -
seminggu yg lalu . ya , tepat seminggu yg lalu Adit menanyakan hal bodoh itu kepada gadis yg kini tengah bersandar di tepian ranjang tidur sambil memandang ke luar jendela beranda kamar'y .
lagu penyanyi solo dari Ambon - Glenn Fredly - bertajuk Januari mengalun pelan dari radio di meja kecil .
- Adit , aku ga nangis , tapi aku terlalu bingung - tibatiba Anin tersadar dari sandaran lemah'y .
ia membungkuk , mencaricari sesuatu di bawah tempat tidur'y .
sesuatu itu telah ditemukan .
selembar kertas berwarna biru . surat pertama dan terakhir Adit untuk diri'y ..
Adit duduk termenung di bangku taman berwarna putih kusam . jari panjang'y menyisiri tepian binder yg dipangku sejak 12 menit yg lalu .
Adit melirik jam tangan kulit'y untuk kesekian kali , gelisah . bibir pink pucat'y mulai digigiti .
"Adit , ada apa sih meminta aku ke sini soresore gini ? kamu kan tau aku banyak tugas"
Adit tersadar dari lamunan'y ketika seorang gadis yg kini tengah cemberut , duduk di samping'y sambil sedikit terengahengah .
"sebentar aja koq"
tangan Anin mulai bersilang di depan dada , menahan amarah'y . sekilas mata'y melirik Adit yg sudah duduk menghadap'y .
"Anin sayang , aku minta kita ketemuan bukan buat ngedenger kamu ngambek"
"terus ?" Anin menghadap Adit , mata'y meyelidik .
"aku punya pertanyaan"
"apa ?" tangan Anin mengendur dari posisi'y , mata'y memandang bingung .
Adit diam , menarik nafas pelan .
"kalau aku mati , apa kamu bakal nangis ?"
Anin terkejut .
"haha pertanyaan konyol apa - "
"jawab , Anin"
wajah Anin mendadak sedih . raut bingung dan cemas bercampur jelas di garis wajah'y .
"ada apa Adit ? udah hampir 5 bulan kamu aneh kayak gini . cerita ma aku"
"tolong kamu jawab pertanyaan aku" suara Adit terdengar tegas tapi pelan .
"mm tentu aku akan menangis sejadijadinya , bodoh"
"jangan"
"jangan apa ? nangis ?"
"ya , kamu jangan menangis sejadijadinya . tapi menangislah seperlunya . jangan buat aku bersedih dengan melihatmu mengeluarkan air mata kesedihan nanti"
Anin terdiam , tangan'y mencoba menggenggam tangan Adit .
- apa yg terjadi dengan Adit , Tuhan ? jelaskan padaku - dada Anin seraya bergetar , bulu mata'y tak kuasa menahan tetesan bening yg sedari tadi menggelayut . tetes demi tetes air mata mengalir pelan .
Adit tersenyum kecil - sangat kecil hampir tak ada beda'y kala dy diam . ibu jari'y merayap ke pipi Anin , menghapus aliran air mata yg menodai keindahan raga jelita yg ia cintai .
bibir Adit mendekat , mencium bibir mungil Anin yg mulai bergetar .
air mata Anin semakin mengalir tanpa perintah diiringi dengan kedatangan hujan .
Anin hampir melepas ciuman'y sebelum Adit menahan'y .
"hujan~" ucap Anin tersengal diantara kecupan .
tibatiba tangan Adit meraih binder , membuka'y , dan memegang'y di atas kepala mereka berdua . menjadikan'y payung dadakan .
Adit masih terus mencium Anin ketika jemari Anin mencoba merengkuh dagu tegas Adit .
- aku takut ini akan menjadi hal yg terakhir , Anin -
seminggu yg lalu . ya , tepat seminggu yg lalu Adit menanyakan hal bodoh itu kepada gadis yg kini tengah bersandar di tepian ranjang tidur sambil memandang ke luar jendela beranda kamar'y .
lagu penyanyi solo dari Ambon - Glenn Fredly - bertajuk Januari mengalun pelan dari radio di meja kecil .
- Adit , aku ga nangis , tapi aku terlalu bingung - tibatiba Anin tersadar dari sandaran lemah'y .
ia membungkuk , mencaricari sesuatu di bawah tempat tidur'y .
sesuatu itu telah ditemukan .
selembar kertas berwarna biru . surat pertama dan terakhir Adit untuk diri'y ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar