Jumat, 17 September 2010

part 2

11 Januari 2010

Adit duduk termenung di bangku taman berwarna putih kusam . jari panjang'y menyisiri tepian binder yg dipangku sejak 12 menit yg lalu .

Adit melirik jam tangan kulit'y untuk kesekian kali , gelisah . bibir pink pucat'y mulai digigiti .

"Adit , ada apa sih meminta aku ke sini soresore gini ? kamu kan tau aku banyak tugas"

Adit tersadar dari lamunan'y ketika seorang gadis yg kini tengah cemberut , duduk di samping'y sambil sedikit terengahengah .

"sebentar aja koq"

tangan Anin mulai bersilang di depan dada , menahan amarah'y . sekilas mata'y melirik Adit yg sudah duduk menghadap'y .

"Anin sayang , aku minta kita ketemuan bukan buat ngedenger kamu ngambek"

"terus ?" Anin menghadap Adit , mata'y meyelidik .

"aku punya pertanyaan"

"apa ?" tangan Anin mengendur dari posisi'y , mata'y memandang bingung .

Adit diam , menarik nafas pelan .

"kalau aku mati , apa kamu bakal nangis ?"

Anin terkejut .
"haha pertanyaan konyol apa - "

"jawab , Anin"

wajah Anin mendadak sedih . raut bingung dan cemas bercampur jelas di garis wajah'y .

"ada apa Adit ? udah hampir 5 bulan kamu aneh kayak gini . cerita ma aku"

"tolong kamu jawab pertanyaan aku" suara Adit terdengar tegas tapi pelan .

"mm tentu aku akan menangis sejadijadinya , bodoh"

"jangan"

"jangan apa ? nangis ?"

"ya , kamu jangan menangis sejadijadinya . tapi menangislah seperlunya . jangan buat aku bersedih dengan melihatmu mengeluarkan air mata kesedihan nanti"

Anin terdiam , tangan'y mencoba menggenggam tangan Adit .

- apa yg terjadi dengan Adit , Tuhan ? jelaskan padaku - dada Anin seraya bergetar , bulu mata'y tak kuasa menahan tetesan bening yg sedari tadi menggelayut . tetes demi tetes air mata mengalir pelan .

Adit tersenyum kecil - sangat kecil hampir tak ada beda'y kala dy diam . ibu jari'y merayap ke pipi Anin , menghapus aliran air mata yg menodai keindahan raga jelita yg ia cintai .

bibir Adit mendekat , mencium bibir mungil Anin yg mulai bergetar .

air mata Anin semakin mengalir tanpa perintah diiringi dengan kedatangan hujan .

Anin hampir melepas ciuman'y sebelum Adit menahan'y .

"hujan~" ucap Anin tersengal diantara kecupan .

tibatiba tangan Adit meraih binder , membuka'y , dan memegang'y di atas kepala mereka berdua . menjadikan'y payung dadakan .

Adit masih terus mencium Anin ketika jemari Anin mencoba merengkuh dagu tegas Adit .

- aku takut ini akan menjadi hal yg terakhir , Anin -


seminggu yg lalu . ya , tepat seminggu yg lalu Adit menanyakan hal bodoh itu kepada gadis yg kini tengah bersandar di tepian ranjang tidur sambil memandang ke luar jendela beranda kamar'y .

lagu penyanyi solo dari Ambon - Glenn Fredly - bertajuk Januari mengalun pelan dari radio di meja kecil .

- Adit , aku ga nangis , tapi aku terlalu bingung - tibatiba Anin tersadar dari sandaran lemah'y .

ia membungkuk , mencaricari sesuatu di bawah tempat tidur'y .

sesuatu itu telah ditemukan .

selembar kertas berwarna biru . surat pertama dan terakhir Adit untuk diri'y ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar