Sabtu, 18 September 2010

aster's dreamer: hug and kiss

aster's dreamer: hug and kiss: "gue berdiri di dpn'y . degdegan , bingung , takut , campur aduk . 'gue mw ngomng . .' kata gue . lakilaki yg berdiri d hadapan gue diem , sd..."

Jumat, 17 September 2010

part 5

minggu ini Anin membawa sebuket bunga liar yg dipetiknya di jalanan saat menuju pemakaman . bunganya cantik sekali , berwarnawarni bagai pelangi di balik plastik bening bercorak pita yg membungkusnya .

tak ada firasat buruk apaapa saat Anin meninggalkan makam Adit , tapi Anin melihat lakilaki itu lagi .

kali ini dia memakai topi baseball , jaketnya lebih lusuh dari yg minggu kemarin , tapi tangannya masih di balik jaket - pasti nmenyembunyikan bunga itu , aku harus lebih berhatihati sekarang -

"ini bunganya" si lakilaki tak menatap Anin . tangannya menjulur dari balik jaket dan setangkai mawar putih berada di ujungnya .
"saya ga mau beli bunga mas" ucap Anin sambil berjalan lurus .
"gratis" si lelaki mengikuti Anin dengan malas .
"saya ga suka bunga"
si lelaki tersenyum meremehkan , "aneh"
"apa ? kamu mengatakan saya apa tadi ?" Anin terhenti dari langkahnya , berbalik menghadap si lelaki .
"saya bilang mba aneh , puas ?" ikut berhenti , mata si lelaki mendelik .
"maksud kamu apa , hah ?"
"sekarang pikir , mana ada perempuan yg ga suka bunga ?"
"ada . saya . kenapa ? keberatan kalau ada yg tidak suka bunga seperti saya ?"
"sshh ! susah ngomong sama mba , nih" si lelaki meraih kasar tangan Anin dan membenamkan setangkai mawar itu di genggamannya .
"saya ga mau mas"
"udah terima aja , pegang lima menit . kalau masih ga suka , buang sendiri"
"kamu aja yg buang , kamu kan tau saya ga suka bunga"
"saya ga mau ngebuang bunga lagi" si lelaki berbalik dan berlari menjauh meninggalkan Anin yg kebingungan .
"yg aneh itu kamu !" teriak Anin pada punggung si lelaki .

bunga itu masih di tangan Anin , dia bingung memandang mawar yg merekah itu - tak ada bedanya dengan mawarmawar lain -

Anin membuang mawar itu tanpa hati dan berjalan pulang . tapi belum sampai lima meter , langkahnya terhenti . pikirannya seolah dipanggil oleh sesuatu . dia berbalik dan melihat mawar itu masih tergeletak di sana .

mawar itu memanggilnya .

Anin setengah berlari menghampiri sang mawar , memungutnya , dan mencium harumnya . wangi .

Anin tersenyum , mendadak hatinya lebih berwarna . Anin pun berjalan kembali , pulang membawa setangkai mawar putih .

part 4

setangkai white lily menjadi aksesori cantik di atas jubah rumput hijau segar dengan batu nisan sebagai mahkotanya .

Anin hanya diam sambil sesekali tersenyum memandangi makam almarhum kekasihnya . hatinya berkomatkamit menyatakan sesuatu yg tak bisa diungkapkan . karena dia tau , sedikit saja dia membuka mulutnya, bibirnya akan mulai bergetar dan dia akan menangis . Anin tidak mau menangis di depan Adit , sekalipun di depan makamnya .

sebuah kecupan membekas di ujung batu nisan . Anin menciumnya sesaat sebelum dirinya bangkit untuk pergi .

itulah rutinitas Anin tiap Sabtu sore . dirinya perlahan belajar untuk mengotakkan kenangan mereka berdua dalam peti kayu berhias taburan bunga dan bintang , menyegelnya , mengunci rapat , dan membuang kuncinya jauhjauh ke samudera hatinya yg terdalam agar tak ada seorang pun yg bisa menemukannya dan membukanya kembali untuk membangkitkan lagi rasa cintanya pada Adit .

Anin berjalan di sisi kanan jalan raya yang lengang sambil memeluk beberapa buku tebal . berkalikali ia menengok ke balik punggungnya , melihat apakah ada bis yg lewat . tapi nihil .

saat kepalanya kembali ke posisi semula , seorang lakilaki berdiri jauh di depannya . lakilaki itu berdiri menghadap sisi kiri jalan , tertunduk . jemari tangannya bersembunyi di balik jaket abu polosnya . langkah Anin meragu .

- hmm mencurigakan -.-" tapi biarlah , ga penting juga -

Anin kembali melangkah pasti . tapi jantungnya normal . dia berdebardebar , itu tak bisa dibohongi dan sangtlah wajar bukan ?

ketika menyalip di depan lakilaki itu , Anin tak sempat melihat seberapa garang wajahnya . ia hanya sempat mengendus aroma bunga - cemen sekali dia , aroma perempuan - setelah berhasil melewatinya dengan aman , arena pacuan kuda di dada Anin segera ditutup . Anin merogoh saku di tas kecilnya , mengambil headset untuk mendengarkan penyiar gendut kesayangannya , Mr. Ang Redup dari ponselnya .

tapi ..

"mba , bunganya"
"ah?" Anin menengok dan yg memanggilnya tadi adalah lakilaki itu .
"ini mba , bunganya" si lelaki menyodorkan setangkai mawar putih yang baru saja merekah . ia tersenyum , manis . tapi sayang , Anin tidak tergoda .
"oh , ga . makasih" ucap Anin sambil tersenyum masam . kakinya melangkah lagi .
"saya ngasih buat mba , gratis" si lelaki mengejar , dia berlari kecil menyusul Anin yg berjalan cepat .
"ga , makasih"
"ayolah mba .."
"ga usah" Anin melongok ke balik punggungnya lagi dan sebuah bis melaju dari kejauhan .

Anin berhenti dan segera melambaikan tangan cepatcepat .

"apa salahnya sih mba nerima bunga dari saya ?" nada si lelaki frustasi .
"tapi sayanya ga mau , ngerti ?"

bis berhenti tepat di depan Anin , dia melompat cepat untuk masuk dan segera duduk , "orang gila macam apa dia ? memaksa orang lain menerima bunga darinya . apa maksudnya coba ?"

"tidakkah dia mengerti arti dari setangkai mawar putih bagi orang seperti dirinya ?" si lelaki berucap kesal tanpa terdengar oleh Anin yg sudah menjauh . si lelaki pun berbalik dan membuang mawar putih itu .

part 3 *adit's letter*

my dearest Anin ,

maaf kalo aku bikin surat kacangan kayak gini ya sayang , sungguh memang bukan jaman'y lagi . tapi aku ga bakal sanggup liat reaksi kamu pas aku ceritain ini semua . aku memang pengecut , maaf .

sayang , sekitar setengah taun lalu , aku didiagnosa dokter terkena kanker hati . penyakit yg dalam arti sempit'y diakibatkan karena sebuah kata yg sepele . kecapean . konyol memang , tapi itu kenyataan'y .

garagara penyakit itu , aku harus minum obat tiap 3 jam , sungguh memuakkan . itu pula yg menyebabkan kita jarang ketemu .

bukan karena aku ga mau kamu ngeliat aku bolakbalik ke kamar mandi untuk sekedar minum beberapa butir obat . tapi karena aku ga mau kamu ngeliat aku ambruk di depan kamu .

aku harus memastikan kalo kondisi tubuh aku cukup fit untuk ketemu kamu selama beberapa jam . aku ga mau nurutin ego aku dengan maksain diri ketemu kamu pas kondisi aku ga fit .

sayang'y , setiap kita ketemu , kamu selalu ngambek . tapi gapapa , memang itu yg aku kangenin dari kamu . ya , ambekan kamu , kerutan kening kamu , bibir kamu yg mengerucut , bahkan aku kangen cara kamu mengikat asal rambutmu .

kamu cantik sayang , dilihat darimanapun .

aku tau , cepat ato lambat kamu bakal tau ini semua , tapi aku berusaha kamu akan tau ini semua selambatlambatnya . kamu akan jadi orang terakhir yg tau ini semua .

maaf kalo aku ga pamit dengan baik , aku cuma mau kamu ga menyadari bahwa aku pergi untuk beberapa saat hanya untuk berobat . sebentar kok .

tunggu aku di rumah mungilmu , sebentar saja . karena sebentar lagi , aku akan kembali . pasti .

*Tuhan , terimakasih karena telah menciptakan dia untukku , sungguh hadiah yg tak mungkin bisa aku bayar dengan apapun*

untuk harihari yg udah kita lewati , untuk hari ini , dan untuk harihari yg akan kita lewati dengan senyum kebahagiaan , terimakasih ya sayang , untuk semuanya .

i love you , puffy ku yg cantik :)


- surat konyol , bodoh :') i love you too ayam ku yg tengil -

part 2

11 Januari 2010

Adit duduk termenung di bangku taman berwarna putih kusam . jari panjang'y menyisiri tepian binder yg dipangku sejak 12 menit yg lalu .

Adit melirik jam tangan kulit'y untuk kesekian kali , gelisah . bibir pink pucat'y mulai digigiti .

"Adit , ada apa sih meminta aku ke sini soresore gini ? kamu kan tau aku banyak tugas"

Adit tersadar dari lamunan'y ketika seorang gadis yg kini tengah cemberut , duduk di samping'y sambil sedikit terengahengah .

"sebentar aja koq"

tangan Anin mulai bersilang di depan dada , menahan amarah'y . sekilas mata'y melirik Adit yg sudah duduk menghadap'y .

"Anin sayang , aku minta kita ketemuan bukan buat ngedenger kamu ngambek"

"terus ?" Anin menghadap Adit , mata'y meyelidik .

"aku punya pertanyaan"

"apa ?" tangan Anin mengendur dari posisi'y , mata'y memandang bingung .

Adit diam , menarik nafas pelan .

"kalau aku mati , apa kamu bakal nangis ?"

Anin terkejut .
"haha pertanyaan konyol apa - "

"jawab , Anin"

wajah Anin mendadak sedih . raut bingung dan cemas bercampur jelas di garis wajah'y .

"ada apa Adit ? udah hampir 5 bulan kamu aneh kayak gini . cerita ma aku"

"tolong kamu jawab pertanyaan aku" suara Adit terdengar tegas tapi pelan .

"mm tentu aku akan menangis sejadijadinya , bodoh"

"jangan"

"jangan apa ? nangis ?"

"ya , kamu jangan menangis sejadijadinya . tapi menangislah seperlunya . jangan buat aku bersedih dengan melihatmu mengeluarkan air mata kesedihan nanti"

Anin terdiam , tangan'y mencoba menggenggam tangan Adit .

- apa yg terjadi dengan Adit , Tuhan ? jelaskan padaku - dada Anin seraya bergetar , bulu mata'y tak kuasa menahan tetesan bening yg sedari tadi menggelayut . tetes demi tetes air mata mengalir pelan .

Adit tersenyum kecil - sangat kecil hampir tak ada beda'y kala dy diam . ibu jari'y merayap ke pipi Anin , menghapus aliran air mata yg menodai keindahan raga jelita yg ia cintai .

bibir Adit mendekat , mencium bibir mungil Anin yg mulai bergetar .

air mata Anin semakin mengalir tanpa perintah diiringi dengan kedatangan hujan .

Anin hampir melepas ciuman'y sebelum Adit menahan'y .

"hujan~" ucap Anin tersengal diantara kecupan .

tibatiba tangan Adit meraih binder , membuka'y , dan memegang'y di atas kepala mereka berdua . menjadikan'y payung dadakan .

Adit masih terus mencium Anin ketika jemari Anin mencoba merengkuh dagu tegas Adit .

- aku takut ini akan menjadi hal yg terakhir , Anin -


seminggu yg lalu . ya , tepat seminggu yg lalu Adit menanyakan hal bodoh itu kepada gadis yg kini tengah bersandar di tepian ranjang tidur sambil memandang ke luar jendela beranda kamar'y .

lagu penyanyi solo dari Ambon - Glenn Fredly - bertajuk Januari mengalun pelan dari radio di meja kecil .

- Adit , aku ga nangis , tapi aku terlalu bingung - tibatiba Anin tersadar dari sandaran lemah'y .

ia membungkuk , mencaricari sesuatu di bawah tempat tidur'y .

sesuatu itu telah ditemukan .

selembar kertas berwarna biru . surat pertama dan terakhir Adit untuk diri'y ..

part 1

part 1

by Nurul Ayu Oktavianti on Thursday, 16 September 2010 at 21:12
tok .. tok .. tok ..
tok .. tok ..
"iya sebentar , sabaar" sahutan ringan dari dalam rumah mungil terdengar .
ceklek - kenop pintu berputar .
lelaki berambut hitam yg agak gondrong itu tersenyum kecil .
gadis yg kini terbengongbengong hanya diam sambil mematahkan kepalanya .
sang lelaki mendesah , lalu menelengkan kepalanya , mengajak keluar .
kening gadis itu berkerut dan bibirnya sedikit mengerucut .
"sebentar aja" ucap lelaki itu pelan , menyakinkan .
setelah beberapa detik menyipitkan mata dgn penuh keheranan , si gadis menutup pintu dan menguncinya .
"ayo" sambil menekuk tangannya di depan perut , tubuh si lelaki berputar .
sebelah tangan si gadis menyelinap di antara ruang kosong yg disediakan tangan tadi .
mereka hanya berjalan sebentar , sekitar 5 langkah dari daun pintu .
lalu setelah mereka menginjak anak tangga keempat , sang lelaki diam , dia duduk .
"ayo duduk , kita tak akan pergi jauh dari rumah mungilmu" begitu penjelasan si lelaki ketika air muka kebingungan si gadis bertambah jelas .
"ada apa sih ?"
"aku mau berbicara sedikit serius" wajah si lelaki berubah dingin , pandangannya lurus menatap jalanan .
"bicara apa ?"
"mmh , nona Salsabila Anindya Lotusyaf , " si lelaki menarik nafas pelan , pandangannya berpindah ke mata si gadis , jemarinya menggenggam tangan si gadis erat .
"iya ?"
"boleh aku meminta satu hal padamu ?"
"apa ?" suaranya lembut , pandangan matanya teduh .
"peluk aku"
lagilagi wajah Anin
menunjukkan kebingungan , tapi ia membiarkan kedua tangannya melebar , memberi ruang bagi tubuh si lelaki .
si lelaki langsung memeluk tubuh kecil di sampingnya , erat dan hangat .
"ada apa sebenarnya , Adit ?" kepala Anin bersandar di bahu Adit , tangannya mengusap punggung Adit lembut .
hening
10 menit , waktu yg dirasa cukup untuk Adit memeluk Anin , ia melepas pelukannya .
"ada apa sayang ?"
Adit tidak menjawab , ia malah merogoh sakunya .
secarik kertas .
"apa itu ?"
"katakan padaku , bahwa kau berjanji untuk membacanya ketika aku hilang dari pandanganmu" kata Adit sambil meletakkan kertas biru muda itu di telapak tangan Anin .
"tapi , kertas apa - "
JELEGEEEERR
hujan rintik datang tanpa permisi ketika Adit menaruh telunjuknya di bibir Anin .
lalu ia melihat langit dan tersenyum kecil .
"sudah waktunya"
"waktu apa ? aku ga ngerti , dit"
"waktunya untuk pulang , hujan" ucap Adit sambil tersenyum jahil .
ia bangkit , menggapai kepala Anin dan mencium keningnya sekilas .
Adit menuruni sisa anak tangga perlahan dan Anin bergerak menuju pintu , sibuk membukanya .
suara tapakan kaki Adit ke tanah basah terdengar nyaring .
ketika pintu berhasil di buka , ketika itu pula suara yg berbeda mendominasi .
BRUUGG !!
Anin menoleh , mencari tahu .
"Adiiiiiitt !!" yg ia dapati adalah Adit jatuh tersungkur di tanah .

hug and kiss

gue berdiri di dpn'y . degdegan , bingung , takut , campur aduk .
"gue mw ngomng . ." kata gue .
lakilaki yg berdiri d hadapan gue diem , sdikit b'pikir .
"ada apa?" tngan'y mulai masuk k dlam saku .
satu per satu bulir keringat sbesar biji jagung menetes di ujung" rmbut gue .
"mm gue ,, gue cinta ma lo . ."
lantas , wajah gue tertunduk . kdua belah tangan gue mengepal , bergetar .
gue nangis . antara haru dan lega .
lamalama bahu gue itu bergetar (anjrit , pzt ni org udh cengarcengir ni liat gue kyk gni !)
dan dugaan gue kyk'y bener , dy cengarcengir meremehkan . itu terdngar dr suara'y (sial !)
dan dalam htungan satu detik , tngan'y udh mrangkul gue .
membuat gue jatuh k dada'y .
gue diem , sempet nahan nafas .
(apa gue mimpi?)
saat gue bernafas lagi , dy malah ngelus" rambut gue , membuat gue nangs lebih kencang .
gada suara slain tngis gue pz itu .
dy ga b'usaha buat nenangin gue (co apaan twh kyk gt?!)
stlah brapa lama , tangs gue akhr'y mereda .
dy ngerenggangin plukan'y .
(okey , saat tu jg gue bru sdar kalo t'nyta gue klamaan dpluk , sesek nafas jg gue .)
gue msh nunduk , ga sanggup de liat mata ngejek'y dy .
tbatba tngan'y mgang bahu gue yg msh sdikit b'getar .
gue yg lg sibuk nyusut ingus dn airmata , jd klimpungan , salting .
jarijari'y menyntuh dagu gue , brusaha menegakkan wjah gue dgn lembut .
dgn malumalu kucing akhr'y gue cm sanggp ngeliat bibir'y .
"liat mata gue ." ucapnya pelan .
(okey gue ngalah , gue liat ni mata lo)
pz gue liat mata'y , mata'y mash mata yg sama . mata bintang .
antara heran dan bingung , wajah gue mengekspresikan p'tnyaan "trus apa?"
dy senyum , manis .
"aku juga mencintaimu , sayang . ."
kontan gue speechless .
gue senyamsenyum asem , antara bhagia dan bingung .
diantara getaran senyum gue , dy menyelipkan sesuatu .
kecupan kecil yg manis , yg membuat gue berhenti bernafas selama beberapa detik .